Konsep Kematian Neonatal


Secara biologis, kematian didefinisikan sebagai berhenitnya semua fungsi vital tubuh meliputi detak jantung, aktifitas otak, serta pernafasan (Singh et.al, 2005). Kematian dinyatakan terjadi ketika nafas dan denyut jantung individu telah berhenti selama beberapa waktu yang signifikan atau ketika seluruh aktifitas syaraf
di otak berhenti bekerja (Papalia e.al, 2002).
Catatan kematian di suatu daerah menunjukkan adanya sejumlah orang meninggal di daerah tersebut. Pengukuran kasus kematian akan dapat menggambarkan kualitas pelayanan di suatu institusi pelayanan kesehatan  atau gambaran tentang derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah tertentu. Angka kematian adalah proporsi orang yang meninggal terhadap jumlah populasi dalam wilayah tertentu. Tingkat kematian di populasi merupakan salah satu indikator penting tentang status kesehatan. Secara umum, ukuran kematian dapat memberi gambaran tentang umur harapan hidup dari kelahiran seperti angka kematian bayi yang telah lama digunakan sebagai indikator dari keberhasilan pembangunan sosial ekonomi (WHO, 2004)
Angka kematian biasanya dinyatakan per 1000 atau 100.000. Contoh, angka kematian bayi baru lahir biasanya dinyatakan per 1000 bayi yang dilahirkan, sedangkan angka kematian ibu hamil biasanya dinyatakan per 100.000 ibu hamil yang melahirkan. Hal ini berbeda dengan rasio karena pembandingnya adalah kelahiran hidup. Angka kematian diterapkan terhadap kelompok tertentu saja, misalnya : ibu hamil atau bayi baru lahir di daerah atau lokasi tertentu (kota atau klinik). Dapat pula pada sekelompok orang dengan usia tertentu, misalnya: anak-anak, remaja, usia reproduktif atau usia lanjut (misalnya, angka kematian wanita pada kelompok usia 20 hingga 25 tahun). Kematian biasanya dinyatakan sebagai angka tahunan (dihitung dalam periode satu tahun). Dapat pula dinyatakan untuk periode waktu yang lama (misalnya, 10 tahun) (WHO, 2004).
Angka kematian biasanya dihitung untuk daerah atau kabupaten tertentu. Untuk menetapkan angka kematian di suatu daerah, semua kelahiran dan kematian di setiap fasilitas kesehatan dan di dalam masyarakat harus terdata baik dan dijumlahkan secara keseluruhan. Untuk angka nasional, angka kematian harus diperoleh dari seluruh provinsi atau wilayah dalam negara tersebut. Angka kematian dapat saja berbeda secara bermakna antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya di dalam satu provinsi. Biasanya, angka tersebut lebih tinggi di kabupaten tertinggal daripada di kabupaten yang maju. Sama halnya dengan di tingkat antar negara. Angka kematian akan jauh lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju. Angka kematian biasanya berbeda untuk periode waktu yang berbeda pula. Pada sebagian besar negara maju, angka kematian mengalami penurunan yang bermakna dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini (UNICEF, 2011).
Angka  kematian  dapat  menunjukkan  perbedaan  besaran  masalah  antar  daerah  dan  waktu, sehingga rumah sakit kecil yang melayani sedikit pasien per tahun, dapat dibandingkan dengan rumah sakit besar dengan sejumlah besar pasien per tahun. Misalnya, angka kematian di rumah sakit  kabupaten  dengan 1000  pasien  dan  10  pasien  meninggal  dengan  rumah  sakit  provinsi dengan 10.000 pasien dan 100 pasien meninggal adalah sama yaitu 10 per 1000. Oleh sebab itu, tak heran bila angka kematian di kedua rumah sakit dengan kapasitas yang berbeda, dapat dibandingkan satu sama lainnya (Depkes RI, 2003).
Membandingkan angka kematian antar daerah dapat menggambarkan perbedaan kondisi hidup dan standar pelayanan kesehatan di dua daerah yang berbeda. Daerah dengan angka kematian tinggi tentu saja memiliki kondisi hidup dan kualitas pelayanan yang lebih buruk atau tidak efisien. Hal ini juga ditunjukkan juga dari keberadaan beberapa penyakit tertentu seperti malaria atau malnutrisi. Perlu juga untuk membandingkan angka kematian di institusi pelayanan kesehatan pada periode waktu yang berbeda karena temuan yang diperoleh dapat menunjukkan perubahan kinerja dan kualitas pelayanan di institusi tersebut. Bukan tidak mungkin, angka kematian akan terus bertambah. Hal ini menunjukkan memburuknya kondisi kehidupan atau menurunnya standar pelayanan kesehatan dan yang lebih buruk lagi, munculnya beberapa jenis penyakit khusus seperti AIDS atau wabah kolera (WHO, 2004).
Seperti telah disebutkan diatas, angka kematian akan sangat membantu dalam menetapkan besarnya  masalah kesehatan (penyakit)  maupun kualitas pelayanan kesehatan di komunitas tertentu. Tingginya angka kematian, berarti rendahnya standar kesehatan atau kualitas asuhan yang diberikan. Oleh karena itu, angka kematian akan sangat berguna dalam menilai kebutuhan suatu komunitas terhadap pelayanan berkualitas dan efektifitas program kesehatan yang dijalankan (UNICEF, 2011).
Indikator kematian untuk mengukur kualitas pembangunan suatu bangsa adalah kematian maternal (ibu hamil dan melahirkan), kematian bayi (AKB), dan kematian balita (AKBA). Pada penelitian ini, indikator penting yang menjadi perhatian peneliti adalah kematian bayi (AKB). Kematian bayi didefinisikan sebagai kejadian kematian bayi setelah kelahiran hidup sampai usia 1 tahun. Kematian bayi merupakan salah satu indikator kesehatan utama suatu negara atau komunitas karena dapat menggambarkan keadaan kesehatan ibu hamil, kualitas dan akses terhadap pelayanan kesehatan, keadaan sosial ekonomi dan praktek pelayanan kesehatan masyarakat. Kematian bayi dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup yang dihitung berdasarkan perbandingan jumlah bayi yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup dalam satu periode waktu tertentu (MacDorman et.al, 2010).
Kelompok bayi dapat dibedakan menjadi beberapa masa perkembangan yaitu perinatal, dan neonatal. Masa perinatal adalah masa setelah kelahiran hidup sampai berumur 8 hari. Sedangkan masa neonatal adalah masa setelah kelahiran hidup sampai berumur 28 hari. Berdasarkan pengelompokkan masa perkembangan bayi maka kematian bayi dapat dibedakan atas kematian perinatal, dan kematian neonatal. Kematian perinatal adalah kematian bayi setelah kelahiran hidup baik 24 jam setelah kelahiran sampai usia kurang dari 8 hari. Masa perinatal merupakan masa kritis dari perkembangan awal bayi. Dilaporkan bahwa kematian perinatal mencapai 25-45% dari kematian neonatal yang terjadi 24 jam setelah kelahiran (WHO, 2004).
Kematian neonatal terkait dengan rendahnya perhatian terhadap kesehatan ibu selama masa kehamilan. Perbaikan status gizi ibu hamil, pengendalian anemia kehamilan dapat menunjang kesehatan bayi khususnya pada masa perinatal dan neonatal. Pemberian imunisasi TT pada pelayanan antenatal, penolong persalinan oleh tenaga kesehatan dapat membantu menurunkan angka kematian ibu untuk mendukung penurunan kematian neonatal (WHO, 2004).

Daftar Pustaka

Singh et.al. 2005. Variability In The Coat Protein Of Lily Symptomless Virus Isolates Infecting Various Lily Species. Plant Pathol 54: 621- 624
 
WHO, 2004. Health In Asia and The Pacific. Chapter 5. Mortality. WHO Department of Health Statistics and Informatics of the Innovation, Information, Evidence and Research Cluster. WHO Library Cathaloguing. Genewa.

Depkes RI. 2003. Laporan Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2002 – 2003. Depkes RI. Jakarta.

MacDorman et.al. 2010. United States Home Births Increase 20 Percent from 2004 to 2008. PubLMed. US National Library of Medicine. New York.

ARTIKEL TERKAIT:

Entri Populer