HUBUNGAN ANTARA KEMATIAN PERINATAL DENGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS GUMARANG KECAMATAN KEDUNGGALAR
KABUPATEN NGAWI
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu tantangan pembangunan Indonesia di bidang kesehatan adalah masih
tingginya angka kematian bayi. SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2002-2003 menemukan 147 lahir mati dan 224 kematian neonatal dini di antara 15.236 kehamilan, menghasilkan kematian perinatal 24 per 1000 kehamilan (Kandar, 2008). Oleh karena itu, kematian perinatal masih merupakan masalah bagi negara berkembang termasuk didalamnya negara Indonesia. Walaupun dari tahun ke tahun selalu menunjukkan adanya penurunan, tetapi penyebarannya pada tiap daerah tidak sama. Ada daerah-daerah yang mempunyai angka kematian bayi tinggi termasuk kematian perinatal dan juga ada daerah yang mempuyai angka kematian rendah (Tobri, 1995).
tingginya angka kematian bayi. SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2002-2003 menemukan 147 lahir mati dan 224 kematian neonatal dini di antara 15.236 kehamilan, menghasilkan kematian perinatal 24 per 1000 kehamilan (Kandar, 2008). Oleh karena itu, kematian perinatal masih merupakan masalah bagi negara berkembang termasuk didalamnya negara Indonesia. Walaupun dari tahun ke tahun selalu menunjukkan adanya penurunan, tetapi penyebarannya pada tiap daerah tidak sama. Ada daerah-daerah yang mempunyai angka kematian bayi tinggi termasuk kematian perinatal dan juga ada daerah yang mempuyai angka kematian rendah (Tobri, 1995).
Tinggalkan email konfirmasi atau like di facebook
ARTIKEL TERKAIT: